Sambutan
Sabtu, 30 Nov 2024
  • Selamat Datang di Webiste Resmi MTs Negeri 1 Pringsewu

Diseminasi Metode GASING  di KKM MTs Negeri 1 Pringsewu: Angin Segar untuk Pembelajaran Matematika

Diterbitkan : - Kategori : Berita

Pringsewu, 30 September 2024 — MTs Negeri 1 Pringsewu menggelar kegiatan Diseminasi Metode GASING (Gampang, Asik, dan Menyenangkan) bagi guru-guru Matematika di lingkungan KKM MTs Negeri 1 Pringsewu. Acara ini berlangsung di aula MTs Negeri 1 Pringsewu pada Senin, 30 September 2024, dengan mengangkat tema “Pandai Berhitung dengan Metode GASING”.

Kegiatan ini diikuti oleh guru-guru Matematika dari berbagai madrasah yang berada di bawah binaan KKM MTs Negeri 1 Pringsewu. Tujuannya adalah untuk mengenalkan dan memberikan pemahaman tentang metode GASING yang dikembangkan untuk memudahkan siswa dalam memahami Matematika dengan cara yang lebih sederhana dan menyenangkan.

Dalam arahannya, Ketua KKM sekaligus Kepala MTs Negeri 1 Pringsewu, Drs. H. Nukman, S.Pd., M.M., menyampaikan bahwa Matematika sering kali dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan oleh sebagian siswa. Oleh karena itu, penemuan metode GASING menjadi angin segar, khususnya bagi para guru Matematika yang bertugas membantu siswa agar lebih mudah dalam memahami materi pelajaran. “Saya berharap peserta dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik, memahami setiap langkah yang diajarkan, dan nantinya mampu mengimplementasikan metode ini di madrasah masing-masing,” ujarnya.

Diseminasi ini menghadirkan tiga narasumber yang telah mengikuti pelatihan Metode GASING di Bandar Lampung beberapa waktu lalu. Ketiga narasumber tersebut adalah Siti Iskada, S.Pd., Nur Wakhidah, S.Pd., dan Halimatus Sa’diyah, S.Pd., yang secara kolaboratif berbagi pengalaman, trik, dan tips dalam menerapkan metode GASING di kelas.

Kepada Tim Humas, Siti Iskada mengatakan sedikit perbedaan metode GASING dengan metode lainnya, salah satunya adalah teknik perhitungan yang dimulai dari depan. “Misalnya, untuk menghitung 21 ditambah 23, kita mulai dari puluhan terlebih dahulu, yaitu 20 tambah 20 yang hasilnya 40, kemudian satuan 1 tambah 3 yang hasilnya 4, sehingga 21 ditambah 23 adalah 44,” terangnya.

Ia juga menekankan pentingnya para guru untuk terbuka terhadap perubahan. “Jangan pernah menutup diri dari informasi baru. Bisa jadi, yang baru itu justru merupakan metode terbaik,” pungkasnya. (Sul)

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar