MTsN 1 Pringsewu (Humas) _ Bu Heny Nurhanifah, S.Pd., atau yang akrab disapa Bu Heny, adalah sosok guru inspiratif di MTs Negeri 1 Pringsewu. Lahir di Boyolali pada 11 November 1981, perjalanan hidupnya penuh dengan perjuangan dan dedikasi tinggi terhadap dunia pendidikan. Saat ini, di usia 43 tahun, Bu Heny dikenal sebagai guru yang penuh tanggung jawab dan berjiwa besar.
Bu Heny menghabiskan masa kecil hingga SMP di pulau Jawa, tinggal bersama neneknya sejak usia 3,5 tahun. Setelah lulus SMP, ia menyusul orang tuanya yang merantau di Lampung. Di sana, ia melanjutkan pendidikan di SMKN 4 Bandar Lampung, kemudian menempuh S1 Pendidikan IPS di Universitas Lampung (Unila). Awalnya, cita-cita Bu Heny adalah menjadi perawat. Namun, karena terkendala usia dan atas saran saudara-saudaranya, ia akhirnya memilih kuliah di FKIP. Meskipun ingin mengambil jurusan Teknologi Pendidikan di IKIP Yogyakarta, takdir membawanya melanjutkan studi di Unila. Dalam keterbatasan ekonomi, ia berjanji menyelesaikan S1 dalam waktu tidak lebih dari empat tahun, dan ia berhasil mewujudkannya.
Kecintaan Bu Heny terhadap dunia pendidikan tumbuh sejak lulus SMK. Perjalanan kariernya sebagai pendidik dimulai pada 1 Januari 2004 di SMPN 2 Kedondong. Kemudian, dari tahun 2006 hingga 2008, ia mengajar di SMA Al Kautsar Bandar Lampung. Sejak 2009 hingga sekarang, Bu Heny mengabdikan dirinya di MTs Negeri 1 Pringsewu sebagai guru mata pelajaran IPS. Saat ini, ia juga dipercaya sebagai Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan.
Dedikasi dan tanggung jawabnya yang tinggi membuat Bu Heny dianugerahi penghargaan sebagai guru dengan dedikasi tertinggi. Penghargaan ini diberikan pada peringatan Hari Guru Nasional yang diselenggarakan oleh OSIS MTs Negeri 1 Pringsewu pada Sabtu, 23 November 2024 yang lalu. Keberhasilannya tak hanya sebatas di kelas; pada September lalu, ia berhasil mengantarkan salah satu siswa binaannya, Anis Fatimah Az Zahra, meraih medali perunggu dalam Olimpiade IPS tingkat nasional di Ternate.
Namun, bagi Bu Heny, penghargaan bukanlah tujuan akhir. Ia melihat penghargaan sebagai tantangan dan ujian bagi keikhlasannya. Ada kekhawatiran dalam hatinya, jangan sampai penghargaan justru mengurangi ketulusan dalam mengabdi. Ini menunjukkan betapa tulus dan rendah hatinya sosok Bu Heny dalam menjalani profesinya sebagai pendidik.
Dalam pandangan Bu Heny, MTs Negeri 1 Pringsewu saat ini berada di puncak kejayaan. Ia selalu berdoa agar marwah sekolah tetap terjaga, baik guru maupun siswanya, sehingga madrasah ini terus berjaya. Namun, ia menyadari bahwa mempertahankan prestasi adalah tantangan yang berat dan merupakan tugas bersama seluruh warga madrasah. Dedikasi Bu Heny menjadi inspirasi bagi semua, bahwa pendidikan bukan sekadar profesi, tetapi panggilan hati yang memerlukan keikhlasan, kerja keras, dan doa yang tak putus. (Sul)
Beri Komentar